Selasa, 12 Maret 2019

"Bertemu Mas Gol A Gong, Sastrawan asal Banten"



Minggu, 03 maret 2019 pukul 00.00 selesai khalaqah (diskusi-diskusi kecil) dengan kawan-kawan LSISK, pas kebetulan baterai hp ku drop dan kemudian di cas, senior ku bang untung menelpon berkali-kali, terus ku balas melalui whatsapp "ada apa bang ?" kemudian aku di telpon, nul lagi dimana, sibuk kah ? beliau menceritakan bahwa sedang ada acara seni di kandangan, tetapi salah satu dari pemateri jatuh sakit, dan ini sedang dijalan menuju banjarmasin untuk mengantar pasien tersebut, tolong kamu tunggu di UGD Rumah Sakit Ulin, nanti ku jelaskan disana, tungkas nya. oke bang, siap ! tanpa banyak tanya langsung bergegas menuju Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

Sampai di rumah sakit, bertemu bang untung dan menjelaskan, nah ini mas gong (Gol A Gong) beliau sedang mengisi Kegiatan Gempa Literasi dibeberapa tempat di kalimantan, mulai di Hotel Banjar Internasional (HBI), Tabalong, Kandangan, beberapa hari kedepan mengisi kegiatan di B-Post, Ukhuwah dan terakhir nanti di palangkaraya pada tanggal 10 Maret 2019. Tapi pas dari Tabalong-Kandangan, asisten beliau mas Abdul Salam muntah-muntah darah sehingga di bawa ke RS kandangan, dan kemudian di rujuk ke RS Ulin Banjarmasin. Bang untung senior saya juga sebagai pegiat seni ini bilang, nul kamu beberapa hari kedepan sibuk gak? bisa gak menjagain mas salam ini nanti selama di rumah sakit?  "nggih bisa bang, gak sibuk. insyaallah bisa aja bang". 

Sambil beliau mengeluarkan handphone membuka instagram, menunjukan dan mengenalkan mas gong ini siapa, oohh ternyata sastrawan asal serang, banten. Penulis banyak novel dan yang terkenal diantaranya novel Balada Si Roy, beliau juga pendiri Rumah Dunia di serang, banten. Sebagai Sutradara dan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Indonesia. Saya telusuri di Wikipedia.

Sambil mengurus administrasi, ternyata ruangan kelas I di RS Ulin penuh kecuali VIP dengan harga yang cukup mahal, dan coba kita carikan di RS. Sari Mulya dan ternyata ada, tapi setelah dipertimbangkan, beliau memilih untuk merawat di RS. Ulin.

Administrasi selesai, tapi mas salam belum bisa di bawa ke ruangan karena masih perlu perawatan yang intensif di ruang ICU. Karena kegiatan besok di B-Post yang juga sangat penting, maka mas gong juga perlu istirahat dan diantar bang untung ke Hotel Summer Banjarmasin, sekalian bang untung juga pulang ke Kandangan, karena besok hari senin, masuk kerja.

Saat itu pukul 05:00 wita, ngantuk pun menyerang, perut keroncongan, sore gak makan langsung khalaqah, menghisap rokok pun rasa kurang enak. Ya sudah sambil makan Pop mie di depan UGD RS.Ulin. Saya gak boleh tidur karena nanti kalau ada apa-apa kasian susah perawat mencari saya, dan pesan bang untung tadi juga di suruh menjaga, jadi saya harus tahan.



Pagi pun tiba, penjaga mengantar mas salam keruang VIP di ruang ASTER 7 C lantai 3, sampai ruangan saya pun tepar, sampai jam 11an pagi. Saya lupa semestinya jam 08.00 kendaraan teman saya mau dipakai mengambil keripik pesanan orang di banua anyar (beberapa waktu yang lalu saya dan teman saya perempuan sambil berjualan keripik singkong), kemudian kendaraan mau di pakai kekampus untuk mengurus sesuatu, kemudian mau mencari kost baru untuk teman saya. Tapi ada hal darurat yang mesti didahulukan ini, yang taruhannya adalah nyawa bagi teman baru saya, yang saya sendiri belum pernah kenal sebelumnya.

Perawat sudah keluar masuk bergantian, sedangkan saya baru bangun tidur, hehe. saya coba menchating adik-adik saya yang tidak sibuk untuk Ke RS untuk menggantikan saya berjaga, tidak lama kemudian sekitar jam 15.00 adik saya Andri BP datang dan menggantikan saya sebentar mengantar kendaraan, sambil mengambil barang-barang untuk berjaga di RS beberapa hari, seperti baju, colokan listrik, matras, jaket, sleeping bag, cemilan, kompor + nesting dan kemudian kembali ke RS dengan teman perempuan saya.

Hari demi hari silih berganti, tamu yang sebagian besar adalah fans atau peserta kegiatan mas Gol A Gong waktu beberapa hari sebelumnya di banjarmasin juga berdatangan bergantian. Mas gong juga pulang pergi dari hotel summer - RS Ulin dan selalu menanyakan perkembangan kesehatan mas salam, begitu juga bang untung selalu menanyakan kabar mas salam.

Saya dikasih novel oleh mas Gol A Gong dan dikasih tanda tangan langsung yang berjudul The GONG Traveling "Perjalanan Asia Ala Sang Travel-Writer Legendaris".



Dan kesehatan mas salam mulai membaik, sedikit demi sedikit, sampai pada tanggal 08 Maret 2019 check out dari RS. Ulin Banjarmasin karena tiket pesawat sudah dipesan sejak awal kedatangan di banjarmasin. Pukul 02.00 ba'da Jum'atan mas gong menyelesaikan biaya administrasi dan saya menyiram pop mie dengan air panas, karena lapar belum makan.  saya kira jemputan masih lama, ternyata jemputan pun sudah datang, kami bergegas simpun-simpun. Mie pun belum sempat di makan, kami turun dari lantai 3 rumah sakit menuju mobil, berfoto-foto dan berpisah.

Senin, 28 Januari 2019

"Masyarakat panen padi - Pemerintah impor beras"



Tahun 2011-2013 Harga padi Rp. 100.000/blek
Tahun 2014-2019 Harga padi Rp. 50.000/blek

Masyarakat jadi lesu ingin menjual padi

Tanpa melihat berita di media sosial pun,  Masyarakat di desa juga sadar kalau pemerintah ini telah gagal mensejahterakan rakyatnya.

Walau kulit beliau sudah mulai keriput,
tapi perbincangan ini tetap hangat.

Senin, 11 Juni 2018

Kemiskinan itu sengaja kami ciptakan

        

          Penganguran sengaja kami buat, agar nanti ketika kami membuka lapangan pekerjaan dengan gaji yang minimum kalian sudah bersyukur, Agar ketika tanah-tanah kalian ingin kami beli atau ada investor ingin menanam sawit terus ditambang maka kami bisa membeli tanah kalian dengan harga murah, dengan sedikit iming-iming nanti pemilik tanah juga bisa menjadi pekerjanya. Dan kami pribadi dapat duit hasil pemberian izin dari usaha tadi. negara juga dapat kok dari pajaknya.

        Kemiskinan juga sengaja kok kami buat, karena kalau masyarakat sejahtera maka kami akan rugi besar, mesti menyiapkan modal yang lebih banyak lagi, nanti waktu kampanye memberi uang Rp.50.000 kalian tidak akan mau menerima dan memilih kami ketika mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, karena kami tidak punya prestasi atau sesuatu yang dibanggakan masyarakat yang bisa membuat masyarakat memilih kami tanpa uang.

       Kalau masyarakat SEJAHTERA maka sogokan kami Rp.50.000 di kali kan 262 juta jiwa tidak akan cukup untuk membeli suara kalian.

ini alasan kami tidak mensejahterakan kalian.

Kira-kira kami siapa..?

Banjarmasin, 11 Juni 2018

Sabtu, 13 Januari 2018

"Aksi Tunggal Zainul di PDAM"



Zainul oh Zainul
oleh: Taufik Rahman
(Anggota LPM SUKMA Banjarmasin)



Keterangan foto : Aksi Tunggal, mahasiswa kalsel mencuci baju dan sikat gigi di depan kantor PDAM Bandarmasih
----

Jika aparat menyebut lone wolf pelaku teror yang melakukan aksi terornya sendirian, maka belum ada istilah yang dinisbatkan kepada pendemonstrasi tunggal seperti apa yang dilakukan oleh Zainul Muslihin pada 8 Agustus lalu di depan kantor PDAM Bandarmasih. “Aksi solo”nya itu –jika boleh disebut demikan menuntut untuk pencabutan kebijakan pemakaian minimum dari PDAM Bandarmasih, 5 m3 untuk Golongan Rumah Tangga A1-1 dan A1-2 serta 10 m3 untuk golongan lainnya, penerapan beban tetap tersebut dinilai Zainul telah mengambil hak rakyat, karena masyarakat membayar apa yang tidak dipakainya.

Aksi seorang diri tersebut sontak mendapat banyak komentar positif di media sosial. Tetapi aksi tersebut bagi penulis pribadi tidak hanya tentang protes terhadap pemberlakuan beban tetap yang diterapkan oleh PDAM Bandarmasih, tetapi secara substansial jika dinilai dengan seksama ada dua hal yang seolah ingin ditunjukkan olehnya. Pertama, sebagai mahasiswa Zainul ingin menunjukan bahwa tugas kaum terdidik itu bukan hanya belajar di bangku kuliah semata, dijejali berbagai macam teori tetapi tidak tahu mesti berpihak kemana. Aksi solonya ini menunjukan bahwa pelajaran bukan hanya untuk mengisi kepala, lulus lalu bekerja. Ini adalah tentang keberpihakan kaum terdidik kepada masyarakatnya, keberpihakan orang yang mengerti akan kebijakan dan permasalahan yang terjadi tidak pro kepada rakyat. Akhirnya, aksi ini juga menunjukan bahwa pada hakikatnya, terdidik tidak mengabdi kepada menara gading, tetapi kepada masyarakat dan rakyatnya.

Kedua, lewat aksi yang dilakukan seorang diri itu, ia ingin mengajak warga Banjarmasin yang terkena langsung dampak kebijakan itu untuk sama-sama mengemukakan protes. Sebagaimana yang telah kita ketahui, terlalu banyak orang yang sebetulnya tidak setuju terhadap suatu kebijakan tetapi tidak mengemukakan pendapatnya atau silent majority. Aksi demonstrasi itu secara tidak langsung berbicara kepada seluruh warga Banjarmasin “Ini dadaku, mana dadamu?”. Tantangan itu akan dijawab oleh warga Banjarmasin pada tanggal 14 Agustus 2017 nanti, apakah mereka terpanggil untuk ikut menyuarakan protes terhadap kebijakan itu? atau hanya menjadi penonton saat hak-haknya dibela oleh seorang Zainul.
-----

MEMANFAATKAN DEMOKRASI

Inilah pada akhirnya ujian sebenarnya dari reformasi yang diperjuangkan pada 1998 lalu. Dahulu ketika ditekan oleh Soekarno saat ia menjadikan dirinya presiden seumur hidup, mahasiswa tetap berdemonstrasi dan meruntuhkan orde lama. Pun juga dengan Orde Baru, tidak mampu menahan gelombang demonstrasi yang memprotesnya, walaupun saat itu kebebasan berpendapat masih sangat tabu untuk dikemukakan dengan lantang dihadapan umum. Namun kini, ketika hak mengemukakan pendapat itu di lindungi undang-undang dan dijamin sebagai bagian dari proses demokrasi, mengapa kita justru tidak memanfaatkannya untuk menyuarakan kepentingan-kepentingan kita?, atau jangan-jangan mahasiswa dan warga masyarakatnya sendiri kini telah menarik diri untuk tidak berani memberikan protes terhadap kebijakan yang kurang berpihak kepada mereka. Sehingga hanya menyisakan seorang Zainul Muslihin untuk sendirian berdemonstrasi.

Kini, bola api sedang dilemparkan kepada warga kota yang merasa membayar sesuatu yang tidak pernah dipakainya. Apakah mereka berani untuk sama-sama melakukan protes atau tidak, pilihan tetap ada pada mereka. Tetapi yang jelas, protes terhadap kebijakan pemakaian minimum 5 m3 untuk Golongan A1-1 dan A1-2 PDAM Bandarmasih mencerminkan masih hidupnya nurani disebagian kita. Protes dan menjaga nurani untuk selalu hidup itu penting bagi manusia, karena tanpa nurani manusia tidak ada bedanya dengan makhluk-makhluk lainnya. Bahkan, malaikat sekalipun mempertanyakan kepada Tuhan ketika Tuhan hendak menjadikan manusia di muka Bumi sebagai khalifah.
----

MENGKAJI ULANG KEBIJAKAN

Tentu, penulis berhemat sudah semestinya bagi pihak PDAM Bandarmasih untuk mengkaji ulang kebijakan beban tetap atau pemakaian minimum ini, terlebih untuk golongan A1-1 dan A1-2 yang terkena batas pemakaian minumum sebanyak 5 m3.
----

KONKLUSI

Sejatinya, tidak akan ada asap tanpa api. Tidak akan ada protes jika tidak ada pihak yang keberatan, begitulah untuk terus dan seterusnya. Jika kebijakan yang diprotes itu tidak dievaluasi oleh pihak PDAM Bandarmasih, maka bukan tidak mungkin akan muncul protes-protes serupa dilakukan oleh warga Kota Banjarmasin.

Akhirnya pula, semoga mahasiswa dan warga kota Banjarmasin bukanlah “minion” seperti yang diungkapkan oleh Bre Redana makhluk yang konon produk evolusi dari organisme sel tunggal yang hanya memiliki satu motivasi: menghamba kepada tuan yang gemar melakukan kejahatan. 

Tetapi mereka adalah benar-benar manusia yang memiliki nurani dan berani mengemukakan pendapat terhadap ketidak setujuannya kepada suatu kebijakan. Wallahu ‘alam.



Kamis, 15 September 2016

Tere Liye: Hapus Saja Pasal 33 UUD45 Gak Ada Gunanya Lagi, Lihat Reklamasi Siapa yang Menikmati?

Tere Liye: Hapus Saja Pasal 33 UUD45 Gak Ada Gunanya Lagi, Lihat Reklamasi Siapa yang Menikmati?

       Silahkan segera merevisi UUD 1945, terutama Pasal 33 ayat 3. Nggak ada gunanya lagi kalimat: “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Toh, bumi, air dan kekayaan alam negeri ini cuma jadi rebutan kelompok elit saja.
    Lihat saja, proyek reklamasi, siapa yang menikmati? Pengembang raksasa! Mereka menggerakkan uang trilyunan rupiah, menggarap proyek bernilai puluhan hingga ratusan trilyun rupiah, dan pemerintah cuma dikasih rusun, dikasih taman, dikasih CSR yang hanya upil, mereka sudah tertawa bahagia.
       Rencana pemerintah melanjutkan reklamasi laut Jakarta jelas sekali tidak berpihak pada keadilan sosial. Proyek ini hanya menguntungkan orang2 super kaya, mereka bikin pulau sendiri, catat baik2, satu rumah di sana, yang paling kecil sekalipun, harganya tidak akan kurang dari 3-4 milyar. Berapa gaji kalian sekarang? 10 juta/bulan? Kalian butuh 300 bulan menabung, alias 25 tahun! Itupun persis di tahun ke-25, harga rumahnya sudah jadi 30-40 milyar, uang kalian tidak lagi berharga, harga tanah naik lebih cepat dibanding bunga bank. Kalau daun pintunya sih bisa lah beli.
      Mereka selalu bilang soal Jakarta tenggelam, berisik soal tanggul penahan air laut. Kenyataannya adalah, mereka sebenarnya melindungi kelompok tertentu, terutama perumahan2 super elit, super mewah yang berada di lokasi pantai utara Jakarta. Mereka sedang melindungi kepentingan tertentu saja.
      Menteri terkait nampaknya PD sekali proyek reklamasi ini bisa dilanjutkan, dia sudah bicara di media2, yakin sekali. Lagaknya itu luar biasa. Seolah tidak ada lagi masalah dengan reklamasi. Seolah sudah bersih, clear, padahal tidak ada kemajuan berarti dari penjelasan soal reklamasi ini dari dampak lingkungannya, bahkan itu pasir untuk menimbun dari mana, kalian gelagapan jawabnya. Silahkan, Tuan, Nyonya, silahkan dilanjutkan.
         Kalian mau merevisi UUD 1945 juga silahkan. Tapi ketahuilah, rakyat Indonesia itu tidak bodoh2 amat, negeri ini bukan Singapore yang semua orang bisa disuruh diam jika keberatan dengan pemerintah, di sini ada 250 juta orang, dan mereka bisa bicara apa saja. Di sini, 250 juta orang, sangat cair dan fleksibel.
          Akan tiba masanya, saat generasi baru, yang benar2 paham tentang “keadilan sosial” akan memimpin negeri ini. Jabatan, kekuasaan itu tidak langgeng, maksimal 10 tahun, kalian akan digantikan. Saat penggantinya tiba, dan kali itu mereka adalah yang punya pemahaman terbaik tentang keadilan sosial, kita saksikan akan seperti apa proyek reklamasi ini. Terutama kalian Tuan, Nyonya yang sudah investasi, membeli milyaran properti di sana, tanggung resikonya saat arah angin berubah. Dan kalian yg berkuasa sekarang, syukur2 masih diingat loh.
        Dulu, di jaman orde baru, saya menyaksikan sendiri betapa muak melihat kelompok elit mengangkangi berbagai aspek bisnis, dia kuasai semua hanya karena bagian keluarga penguasa tak terkalahkan--tidak ada yang berani melawan. Tahun berganti tahun, rezim ini tumbang, hancur lebur semua bisnisnya. 30 tahun lebih, hangus tak bersisa hanya dalam hitungan hari. Apalagi kalau cuma 10 tahun berkuasa, segala sesuatu bisa dengan cepat berubah.
      Tuan, Nyonya, silahkan beli itu properti di area reklamasi, berharap sajalah investasi kalian akan untung, awet dan aman. Catat baik2, penolakan reklamasi tidak akan pernah berhenti, ribuan orang akan terus bersuara, pertarungan di pengadilan akan semakin serius, kalian memang bisa memenangkan hati penguasa sekarang, juga bisa berinvestasi di calon2 penguasa berikutnya lewat dana kampanye, dll, tapi besok lusa, kita tidak pernah tahu. Saya yakin sekali, akan tiba generasi yang benar2 paham tentang “keadilan sosial”, dan mereka tidak bisa dibeli dengan uang segunung.

Silahkan hadapi generasi itu ketika masanya tiba.
Negeri ini dibangun atas prinsip: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!! Itu tidak bisa ditawar, Bung. Negeri ini bukan cuma punya elit politik, cukong2 licik, dan makelar2 oportunis. Nilai keadilan sosial tidak akan pernah bisa dipadamkan di hati 250 juta penduduk Indonesia.
(Tere Liye)

Selasa, 19 Juli 2016

SURAT TERBUKA UNTUK GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

SURAT TERBUKA
UNTUK GUBERNUR KALIMANTAN UTARA


Assalamualaikum Wr.Wb
Salam sejahtera untuk kita semua
Hidup Mahasiswa!!

         Kepada Bapak Gubernur Kalimantan Utara yang kami hormati,
Perkenalkan, kami adalah beberapa orang mahasiswa yang kuliah di luar Kalimantan Utara, yang sering kali memantau perkembangan dan kemajuan dari Provinsi baru kita, Kalimantan Utara. Dan kita rasa tidak hanya kami saja yang memantau serta peduli terhadap perkembangan provinsi ini, tapi masih banyak sekali diluar sana yang menginginkan Kalimantan utara biasa lebih baik dan tidak tertinggal dari provinsi-provinsi lainnya.
        Kita cukup bangga dan memberikan apresiasi kepada bapak, atas progres yang cukup signifikan terhadap pembangunan di Kalimantan Utara, baik dari pembangunan perkantoran guna menunjang dari kerja birokrasi, renovasi, pembuatan taman, dll.
        Disisi lain, dari kerja keras yang telah bapak kerjakan, izinkan kami menyampaikan kritik serta masukan untuk Kemajuan serta kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Utara.
       Sebenarnya, bapak gubernur yang kami hormati, dalam beberapa minggu ini, ingin sekali kami Berdialog serta Berdiskusi dengan bapak sambil ngopi-ngopi dengan masyarakat, karena ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan, dan juga bisa sebagai sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka, karena kita ketahui bersama bahwa bapak menjabat sebagai Gubernur hari ini atas pilihan masyarakat. Dan juga agar tetap terjalin suasana yang harmonis, agar tidak terjadi kesenjangan sosial. Tetapi karena kami juga tidak punya waktu yang lama berada di kota ini, karena mesti kembali ke kampus kami masing-masing. Semoga di lain waktu kita bisa berdialog dengan masyarakat.

Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan mengenai Kalimantan Utara, diantaranya;
1.Kita menyadari bahwa Kalimantan Utara sebagai provinsi terbaru ini memiliki peluang yang besar untuk berkembang dan menjadi provinsi maju, tetapi juga memiliki peluang yang besar untuk menjadi hancur dan rusak, ketika bapak salah mengambil langkah dalam keputusan.
2. Kelestarian ekosistem Hutan mohon jangan sampai di korbankan hanya untuk proyek-proyek yang merugikan masyarakat di kemudian hari. Karena masyarakat lebih memilih hidup sederhana dengan tetap mendapat kebutuhan hidup dari hutan, dari pada pohon-pohon pada ditebangi dan aliran air sungai mulai tercemari air limbah.
3. Melihat semakin banyaknya generasi penerus kita yang mulai rusak akibat pengaruh budaya luar, obat-obatan, narkoba, seks, serta lingkungan yang negatif membuat anak-anak, remaja serta dewasa kini sulit untuk melihat masa depan yang cerah seperti yang diharapkan bangsa, agama dan keluarga. Jadi harapan kita untuk pemerintah mengatasi permasalahan ini baik melalui pendidikan, revolusi mental atau yang lainnya.
4. Pariwisata Kalimantan Utara yang cukup menjanjikan tapi sayang masih kurang dikelola, mohon kiranya ini juga diperhatikan, sebagai salah satu bargaining Kalimantan Utara. Ketika tempat wisata kita mampu dikelola dengan baik, secara otomatis akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
5. Akses jalan juga merupakan hal yang sangat penting guna mempermudah masyarakat dalam melakukan aktifitasnya, karena kita lihat beberapa ruas jalan mulai rusak, serta masih banyak jalan menuju tempat wisata yang belum di aspal.
6. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bulungan dalam menerapkan undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas (Migas), ditinjau dari aspek sosiologis, kita rasa kurang tepat. Karena kita lihat realitanya bahwa Tanjung Selor hanya memiliki satu SPBU dan akan ditambah satunya lagi belum jadi, dan tidak buka 24 jam. Sedangkan di kota-kota lain, walaupun memiliki 4-5 SPBU tetap ada berjualan bensin eceran guna memudahkan masyarakat. Permasalahan ini sebenarnya masih panjang untuk di bahas, intinya mohon pemerintah pertimbangkan kembali mengenai Penerapan UU ini.
7. Keluhan masyarakat Desa Mangkupadi;
1. Daerah Desa Mangkupadi belum di aliri oleh listri walaupun sudah ada tiang listriknya. Mereka sangat memerlukan listrik guna mendingikan Ikan hasil nelayan disana.
2. Dana Desa untuk mengelola Wisata Pantai Mangkupadi belum ada. “ujarsekdes
3. Mereka memerlukan Jembatan Terapung untuk mempermudah nelayan berlabuh.

8. Masukan dari Masyarakat Bulungan melalui group peduli bulungan;
1. Perbaikan Drainase Kota Bulungan, jelas guna melancarkan aliran air agar tidak terjadi banjir.
2. Pemanfaatan lahan tidur, lebih baik dibangun taman hijau/tempat rekreasi keluarga yang menarik.
3. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan oleh SKPD agar lebih bijaksana. Kurangi anggaran perjalanan dinas untuk pembangunan fisik.

9. Mohon Pemprov bisa memberikan informasi kepada masyarakat baik melalui media sosial, tv dan juga cetak mengenai Fokus program yang dilakukan Pemerintah, apakah Pendidikan, Pembangunan, Pariwisata dll. Agar masyarakat tidak salah paham antara keinginan masyarakat dan program pemerintah. Dan juga transparansi dana yang digunakan pemerintah agar masyarakat juga mengetahui alokasi penggunaannya.

       Mungkin cukup itu masukan, kritik dan juga saran dari kita dan juga masyarakat. Terima kasih bapak sudah berkenan membacanya. Mohon maaf atas kesalahan penulisan jika terdapat kata-kata yang kurang sopan.
       Kita paham bahwasanya Kritik, Saran dan juga masukan itu merupakan salah satu cara kita Peduli kepada Pemerintah. Tidak ada kepentingan lain selain Guna Membantu memajukan Kalimantan Utara Menjadi Lebih Baik.

Kami akhiri wassalamualaikum, Wr Wb
Salam Sejahtera
Hidup Mahasiswa,…!!!
Tanjung Selor, 18 Juli 2016
Tertanda 
Masyarakat Kalimantan Utara

Kamis, 07 Juli 2016

Pendidikan

Karena sekolah tidak melulu soal persyaratan kerja, karier, materi, dan kemapanan.

Sekolah berarti belajar memahami berbagai aspek persoalan beserta permasalahan yang melingkupinya untuk kemudian menghasilkan solusi bagi kebaikan umat manusia dari semua golongan tanpa kecuali.

Selamat berkontribusi untuk dunia yang lebih baik. Sekecil apa pun kontribusi itu.